Sabtu, 03 November 2012

MAKALAH KEBIDANAN LENGKAP

BAB I
PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI

1.                  LATAR BELAKANG
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.
2.      TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2.      Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a.       Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b.      Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c.       Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d.      Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e.       Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f.       Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g.      Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
3.      MANFAAT
1.  Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2.      Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)
B.     Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a.       Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b.      Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c.       Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d.      Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain
C.     Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a.        Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b.      Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c.       Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental
D.    Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a.       Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b.      Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c.        Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d.      Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti
E.     Penanganan
1.          Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2.         Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3.         Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit:
a.       Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b.      Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c.       Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d.      Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e.       Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas
ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum. ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI

Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.


Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti


BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI
Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997). 


BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti


BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti


BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang daASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI

Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas


ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY

A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997). 


BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan
- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOGASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. R DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD HIKARI

Oleh : NIken Jayanthi, S.Kep
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum ) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama ± 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. satu diantara seribu kehamilan gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
Asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum meliputi data subyektif dan data obyektif. Data subyektif berisi identitas, alasan datang, riwayat perkawinan, riwayat kesehatan, riwayat obstetri, riwayat KB, pola kehidupan sehari-hari, data pengetahuan ibu. Sedangkan data obyektif berisi vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan obstetri.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tenaga kesehatan mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum dengan metode Varney.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan Tenaga Kesehatan mampu melaksanakan Asuhan dengan menggunakan 7 langkah Varney, yang meliputi :
a. Mampu melakukan pengkajian dengan pengumpulan data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
b. Mampu menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
d. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
e. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
f. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.

C. MANFAAT
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dimeja perkuliahan, terutama yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
2. Bagi lahan
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Sinopsis Obstetri : 195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan.
Faktor – faktor predisposisi yang dikemukakan :
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
c. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya
d. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dan lain – lain

C. Gejala dan tingkat
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bisa lebih dari 10x muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
a. Tingkat I : ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri diepigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung
b. Tingkat II : sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton
c. Tingkat III : berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefalopati wernikel) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan mental

D. Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa, kadang kala dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuh kontorti

E. Penanganan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu – ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diit ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit :
a. Kadang – kadang pada beberapa wanita hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi mual muntahnya
b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis, jadi tak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosio ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
d. Penambahan cairan. Berikan infuse dekstrosa / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam
e. Berikan obat – obatan seperti telah dikemukakan diatas

ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT VARNEY
A. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggngjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebütuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).

B. Pengertian manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan adalah pendekataan yang dilakukan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dan pengkajiañ, interpretasi data, diagnosa potensial, diagnosa masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Depkes RI, 1999).

C. Konsep Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen yang memperkenalkan sebuah metode dengan mengorganisasikan pemikaran dan tindakan yang harus mengikuti urutan logis dan menbersihkan penelitian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan pnelitian yang terpisah-pisah berfokus pada klien (Varney, 1997).
Proses manajemen terdiri dan 7 Iangkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara peiodik. Proses dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersehut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap Iangkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan itu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a) Riwayat Kesehatan.
b) Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d) Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber ang berkaitán dengan kondisi klien.
2. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
b. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang mernbutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
3. Mengidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ketiga ini kita mengidentifikasi atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
4. Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Meñgidentiñkasi perlunya tindakan segera oieh bidan atau dokter dan atau untuk dikosultasikan atau ditangani bersama dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dan proses manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera, sementara yang lain, harus menunggu, intrepretasi dokter.
5. Rencana Manajemen
Masing-masing jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar dan memasukkannya ke dalam antisipasi masalah atau merupakan kegiatan rutin manajernen wanita dalam antenatal visip.
6. Pelaksanaan
Pe1aksanan disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan harus berpedoman pada intervensi.
7. Evaluasi
Pada langkah terakhir mi dilakukan evaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Dalam evaluasi akan ditemukan perkembangan kesehatan klien, apakah membaik, memburuk atau tidak ada perubahan setelah dilakukan asuhan teori kebidanan (Vamey, 1997).

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 28 Januari 2009
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma
Jam : 15.00 WIB RSUD Hikari

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny.R,
Umur 24 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Nama suami : Tn.Y, 27 tahun
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa/Indo
Agama : Islam
Alamat : Kauman 3/7 Batang

Anamnesa pada tanggal 28 Januari 2009 jam 15.00 WIB
1. Alasan datang
Pasien datang ke RB dari Ruang IGD
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarch : 12 tahun Siklus : Teratur
b. Lama : 7 hari Jumlah : 2 x ganti pembalut/hari
c. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
a. Umur waktu nikah : 22 tahun
b. Lama : 3 tahun
c. Perkawinan ke : I
d. Jumlah anak : -
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll)
- Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular
- Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Umur kehamilan : 7 minggu 2 hari
b. HPHT : 8 Desember 2008
c. HPL : 15 September 2009
d. Haid bulan sebelumnya : 10 Oktober 2008
e. Siklus : Teratur
f. ANC : 1x periksa hamil dibidan
g. Imunisasi TT : Belum
h. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah
i. Pergerakan janin dalam 24 j am terakhir : -
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1P0A0
8. Riwayat KB
9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
10. Data Psikologi
Ibu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.
11. Data Sosial-Budaya
a. Hewan Peliharaan : Tidak ada
b. Lingkungan : Bersih
c. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonis
d. Adat Istiadat : Tidak ada
12. Data Spiritual
Ibu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdo’a
13. Pengetahuan Ibu
a. Tentang Kehamilan : Belum Mengerti
b. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengerti
c. Tentang Senam Hamil : Belum Mengerti
d. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengerti

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status Emosional : cemas
d. Tanda Vital :
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 x/menit
 Suhu
§ : 36˚C
 RR
§ : 23 kali/menit
 BB sebelum hamil
§ : 47 kg
 BB saat ini
§ : 49 kg
 TB
§ : 158 cm
 Lila
§ : 23 cm
e.Status Present
 Kepala
§
- Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombe
- Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarum
- Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekung
- Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polip
- Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir kering
- Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,
 Leher
§ : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
 Dada
§ : Simetris
 Mammae
§ : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitam
 Perut
§ : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasi
 Pinggang
§ : Tidak nyeri pinggang
 Genetalia
§ : Bersih, Tidak ada keputihan
 Ekstremitas
§ :
- Atas :, tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkan
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum
- Mammae : putting menonjol,areola menghitam
- Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi
- Genetalia : bersih, tidak ada keputihan
b. Palpasi
- Leopold I :belum teraba
- Leopold II :Tidak dilakukan
- Leopold III :Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
c. Auskultasi DJJ : -
d. Perkusi (patella) : (+)
3. Pemeriksaan penunjang
a. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%
b. Urin reduksi :Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa
Ny R G1P0A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 haru, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Dasar
DS : - Ibu mengatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.
– HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
 KU
§ : Lemah
 TD
§ : 90/70 mmHg
 Nadi
§ : 88 kali/menit
 Suhu
§ : 36°C
 Pernafasan
§ : 23 kali/menit
 Muka pucat, conjungtiva anemis, mata cekung
§
 Leopold I
§ : belum teraba
 Leopold II
§ : Tidak dilakukan
 Leopold III
§ : Tidak dilakukan
 Leopold IV
§ : Tidak dilakukan
B. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
C. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan yang dialami ibu

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Dehidrasi

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

V. PERENCANAAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36°C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.
2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis :
- pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa
- memberi ibu terapi obat Avomin 3×1 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu.
- Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dibahas kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yang meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut teori pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat Kesehatan.
b. Pemeriksaan Fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan sernua informasi yang akurat dan semua sumber yang berkaitán dengan kondisi klien.
Dalam prakteknya pengakajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang meliputi identitas ibu (ibu bernama Ny. R umur 24 tahun), riwayat obstetri (ibu tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan alat reproduksi), riwayat KB (ibu sebelumnya belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun), Vital Sign (ibu dalam kondisi lemah, tensi 90/70 mmhg), pemeriksaan fisik (muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering). Sehingga dalam melakukan pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

2. INTERPRETASI DATA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
a. Diagnosa Nomenklatur
Merupakan diagnosa dari pengkajian yang telah dilakukan.
b. Masalah
Masalah akan timbul jika akseptor menyatakan secara lisan mengenai keluhannya.
c. Kebutuhan
Kebutuhan dapat timbul setelah dalam pengkajian ditemukan hal-hal yang membutuhkan informasi dan arahan dan tenaga kësehatan.
Dilahan praktek Interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
a. Diagnosa nomenklatur pada kasus ini adalah Ny “ R “ umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 7 minggu 2 hari dengan Hiperesis Gravidarum
Dasar :
DS :
- Ibu menyatakan berumur 24 tahun
- Ibu menyatakan hamil satu kali belum pernah melahirkan, tidak pernah abortus
- HPHT tanggal 8 Desember 2008
- Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10x.
DO :
- T : 90 / 70 mmHg
RR : 23 x / menit
- KU : lemah
S : 36°C
- N : 88 x / menit
- Leopold I : tidak teraba
- Leopold II : Tidak dilakukan











- Leopold III : Tidak dilakukan
- Leopold IV : Tidak dilakukan
b. Masalah
Ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Informasi tentang keadaan keadaan ibu

3. DIAGNOSA POTENSIAL
Menurut teori pada langkah ini kita mengidentifikasi atau diganosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila rnemungkinkan dilakukan pencegahan.
Pada kasus Ny. R diagnosa potensial adalah dehidrasi

4. KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
Menurut teori kebutuhan tindakan segera mencerminkan kesinambungan dalam manajemen kebidanan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi dan data yang dikumpulkan dapat rnenunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera.
Pada kasus Ny. R kebutuhan akan tindakan segera yaitu Konsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.

5. PERENCANAAN
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interpretasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada.
Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada. Sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek. Perencanaan pada kasus Ny. R adalah
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Konsultasi dengan Dokter SPOG
3. Berikan KIE pada ibu

4. PELAKSANAAN
Menurut teori Pe1aksann disesuaikan dengan rencana manajemen yang telah dibu






at, demi kelancaran dalam penatalaksanaan.
Pada kasus Ny. R pelaksanaan sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehimgga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.

5. EVALUASI
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diganosanya.
pada kasus Ny. R evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Sehingga pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan karena evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan toeri. Evaluasi pada kasus ini adalah
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
2. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih b









aik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

BAB V






PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada penyusunan laporan panjang ini yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.R DENGAN HIPEREMESIS GRVIDARUM yang dilakukan di RSUD Hikari, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan pada Ny.R dari data subyektif didapatkan hasil bahwa ibu mengeluh keluar darah dari jalan lahir berwarna merah dan ada gumpalan. Dari data obyektif didapat hasil KU:Lemah, Tensi 90/70 mmHg, muka pucat, mata cekung, conjungtiva anemis, bibir kering. Pengakajian yang tepat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan diagnosa yang tepat.
2. Interpretasi data sudah dilakukan dan diproleh diagnosa nomenklatur Ny.R umur 24 tahun,G1P0A0, hamil 7 minggu 2 hari dengan Abortus Inkompletus, masalah yang ditemukan adalah ibu menyatakan merasa cemas dengan keadaannya, dan kebutuhan ibu adalah mendapatkan informasi tentang keadaan yang dialami.
3. Diagnosa potensial pada Ny.R adalah dehidrasi
4. Kebutuhan akan tindakan segera yaitu dengan konsul dokter SPOG dan diperoleh advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.
5. Perencanaan untuk ibu hamil dengan hiperemesis grvidarum yaitu :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Konsultasi dengan Dokter SPOG
c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:







- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.








c. Berikan KIE pada ibu
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus Inkompletus sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan.
7. Evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan yaitu:
a. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.
b. Advis dari dokter telah dilaksanakan :
- Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik
- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.

n ibu keadaannya sudah lebih baik
- Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik


- Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat
c. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.
Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan proram kuretase dan ibu mengerti

B. SARAN
Diharapkan tenaga kesehatan mampu melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis graviadarum dengan lebih komprehensif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar