SIKAPMU
MERUBAH PERSHABATAN KITA
Malam
telah begitu sunyi, namun hujan masih turun dengan ramahnya memberi harapan
akan sebuah kebutuhan hidup bagi tanaman untuk membantu proses pertumbuhannya.
Suara si Raja kata mengisi keheningan malam ini menggantikan suara jangkrik
yang tak sanggup bernyayi dengan suara merdunya dikedinginan malam ini. Aku
masih duduk setia diatas kursi belajarku dengan sinaran lampu teplok yang
terletak diatas meja, yang mampu menyinari seluruh ruang kamarku yang tidak
begitu besar. Dimeja belajarku yang sederhana buku-buku pelajaran untuk hari
besok masih bertumpukan dan menunggu untuk dimasukkan kedalam tas. Aku baru
saja menyelesaikan tugas pelajaran bahasa Indonesia untuk hari besok, ku lihat
jam tangan ditanganku sudah menunjukkan pukul 21.36. berati waktuku untuk
melakukan aktivitas malam masih ada beberapa menit lagi sebelum melakukan
aktivitas utama yakni berlayar kealam mimpi. Biasanya aku menghabiskan waktu
tersebut dengan teman setiaku yang lebih sering membuatku lupa waktu sehingga
jadwal istrahatku terpakai puluhan menit.
Dia
begitu mampu membuatku terpesona padanya dan bahkan menimbulkan rasa malas
untuk meninggalkannya . aku percaya bukan diriku saja yang memiliki kebiasan
seperti itu, menghabiskan waktu dengan alat elektronik yang kecil namun
unik apalagi dengan kemajuan tekhnologi
yang semakin canggih benda tersebut dilengkapi fitur-fitur yang semakin lengkap.
Yaa … apalagi kalau bukan handphone alat komunikasi ysng mempermudah manusia
untuk berkomunikasi dari jarak jauh. Tapi… malam ini aku tidak berniat untuk
menemuinya, aku lebih memilih untuk menemui buku kecilku yang telah lama tidak
ku jumpai.
Buku
kecilku berisi kumpulan-kumpulan puisi ku yang kutuangkan jika pikiranku tak
mampu untuk mengungkapkan semua
uneg-uneg di kepala dengan kata-kata melalaui lisan, sehingga aku lebih memilih
untuk mengungkapkannya dengan kata-kata melalui tulisan sederhanaku, yang tak
sepuitis guru bahasa indonesiaku disekolah, ataupun tak sebagus puisi temanku
yang menjuarai lomba puisi disekolah ku pada saat hari ulang tahun kabupatenku
yang ke 24 kemarin.
Aku
melihat buku kecilku tersenyum menyambut kedatanganku dan seolah-olah menyapaku
dan berkata “apa yang membuat dirimu bersedih wahai sahabatku?”. Aku mencoba
untuk membalas senyumannya dan seolah menjawab pertanyaan dari buku kecilku
“sahabat kecilku !!! aku tidak bersedih, tapi aku hanya heran dengan sikap
sahabat ku disekolah tadi”. Yaa itu jawaban singkat yang akhrinya membuyarkan
lamunanku.
Malam
ini pikiranku gundah, karena perubahan sikap temanku, dan boleh dikatakan kami
seperti gula dan semut, dimana ada dia selalu ada aku. Kami telah saling
mengenal sejak lama, pada saat itu dia mengikuti sebuah acara seminar
kepemimpinan (leader ship) yang diadakan sekolah kami, namanya Hilda seorang
cewek aktif, tomboy dan tentunya pintar. pada saat itu Hilda mewakili
sekolahnya, aku dan Hilda masih siswa berseragam putih dongker yang baru
mengenal organisasi disekolah.
Namun
tahun ini kami telah menjadi siswa disebuah sekolah menengah atas di kabupaten
kami. Dua tahun kami tidak bertemu namun persahabatan kami tetap berjalan baik
walaupun kami baru sekarang bertemu lagi dan ternyata Hilda masih ingat pada
diriku.
Disekolah
baru Hilda masih memiliki sifat yang dulu aku kenal aktif, pintar dan ternyata
sangat peduli lingkungan. Bahkan Hilda aktif diberbagai organisasi disekolah
barunya. Aku dan Hilda lebih sering berkomunikasi, dia sering bercerita tentang
pemanasan global yng semakin tinggi dan mengajak aku untuk membentuk sebuah
komunitas yang peduli alam dan lingkungan.
Akhirnya kami sepakat untuk mengusulkan usulan
tersebut kepada pengurus OSIS disekolah kami. Dua minggu kemudian usulan kami
mebuahkan hasil, Pengurus OSIS telah menyampaikan usulan kami dan mendapat
tanggapan baik dari sekolah sehingga aku diberi kepercayaan oleh ketua OSIS
untuk mengelola kegiatan tersebut.
Aku,Hilda dan beberapa teman yang lain berkomunikasi untuk membahas
pengelolaan kegiatan yang telah mendapat persetujuan dari sekolah tersebut.
Dengan
kesepakatan bersama teman-teman memberi kepercayaan kepadaku untuk menjabat
sebagai ketua dan kami memberikan nama komunitas kami sebagai SPA kreatif
(Siswa Peduli Alam kreatif) , dan aku memilih Hilda sebagai sekretaris SPA
Kreatif disekolah kami. Sehingga persahabatan kami semakin membaik tanpa ada
rasa lebih dari sahabat,dan komunitas SPA Kreatif telah mampu membuat sebuah
seminar yang berjalan lancar dengan peserta yang antusias untuk mengikutinya.
tetapi tadi pagi disekolah sikap Hilda berubah dratis padahal setahu ku tidak
ada masalah dengan persahabatan kami.
Tanpa
kusadari aku telah menuangkan uneg-unegku pada sahabat kecilku dan hampir
selesai sebuah puisi yang utuh….
`````````````````````````````````````````````````````
Keesokan
harinya aku baru mendengar kabar yang tidak begitu menyenangkan sekaligus
menjawab semua pertanyaan yang memasuki pikiranku sejak semalam tentang semua
perubahan sikap Hilda dri seorang sahabatnya Refina.
Refina
bercerita tentang semua perubahan sikap Hilda kepada diriku, sebenarnya Refina
tidak mau menceritakannya karena dia telah berjanji pada Hilda untuk tidak
menceritakan keoada siapapun terutama aku.
Refina
mengatakan bahwa perubahan sikap Hilda kepada karena dia menganggapku lebih
dari seorang sahabat seperti angapanku selama ini, tapi dia kecewa dengan
sikapku yang sangat cuekk dan banyak dekat dengan teman-teman cewek di
komunitas kami. Aku merasa kecewa pada sikap Hilda yang menganggap diriku
seperti itu walaupun sebenarnya aku senang bisa bersahabat dengannya tapi
dengan sikapnya ini tentu akan memberikan perubahan pada persahabatan kami .
sejak saat itu aku tidak pernah lagi bercerita dengan Hilda dan dia pun tidak
mau bercerita kepadaku. Tegur sapa hanya terucap jika jalan bertemu arah hingga
persahabatan kami tidak sebaik dulu lagi.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Sekian cuyy,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar