Sabtu, 03 November 2012

CERPEN PERSAHABATAN


SIKAPMU MERUBAH PERSHABATAN KITA

Malam telah begitu sunyi, namun hujan masih turun dengan ramahnya memberi harapan akan sebuah kebutuhan hidup bagi tanaman untuk membantu proses pertumbuhannya. Suara si Raja kata mengisi keheningan malam ini menggantikan suara jangkrik yang tak sanggup bernyayi dengan suara merdunya dikedinginan malam ini. Aku masih duduk setia diatas kursi belajarku dengan sinaran lampu teplok yang terletak diatas meja, yang mampu menyinari seluruh ruang kamarku yang tidak begitu besar. Dimeja belajarku yang sederhana buku-buku pelajaran untuk hari besok masih bertumpukan dan menunggu untuk dimasukkan kedalam tas. Aku baru saja menyelesaikan tugas pelajaran bahasa Indonesia untuk hari besok, ku lihat jam tangan ditanganku sudah menunjukkan pukul 21.36. berati waktuku untuk melakukan aktivitas malam masih ada beberapa menit lagi sebelum melakukan aktivitas utama yakni berlayar kealam mimpi. Biasanya aku menghabiskan waktu tersebut dengan teman setiaku yang lebih sering membuatku lupa waktu sehingga jadwal istrahatku terpakai puluhan menit.
Dia begitu mampu membuatku terpesona padanya dan bahkan menimbulkan rasa malas untuk meninggalkannya . aku percaya bukan diriku saja yang memiliki kebiasan seperti itu, menghabiskan waktu dengan alat elektronik yang kecil namun unik  apalagi dengan kemajuan tekhnologi yang semakin canggih benda tersebut dilengkapi fitur-fitur yang semakin lengkap. Yaa … apalagi kalau bukan handphone alat komunikasi ysng mempermudah manusia untuk berkomunikasi dari jarak jauh. Tapi… malam ini aku tidak berniat untuk menemuinya, aku lebih memilih untuk menemui buku kecilku yang telah lama tidak ku jumpai.
Buku kecilku berisi kumpulan-kumpulan puisi ku yang kutuangkan jika pikiranku tak mampu untuk mengungkapkan  semua uneg-uneg di kepala dengan kata-kata melalaui lisan, sehingga aku lebih memilih untuk mengungkapkannya dengan kata-kata melalui tulisan sederhanaku, yang tak sepuitis guru bahasa indonesiaku disekolah, ataupun tak sebagus puisi temanku yang menjuarai lomba puisi disekolah ku pada saat hari ulang tahun kabupatenku yang ke 24 kemarin.
            Aku melihat buku kecilku tersenyum menyambut kedatanganku dan seolah-olah menyapaku dan berkata “apa yang membuat dirimu bersedih wahai sahabatku?”. Aku mencoba untuk membalas senyumannya dan seolah menjawab pertanyaan dari buku kecilku “sahabat kecilku !!! aku tidak bersedih, tapi aku hanya heran dengan sikap sahabat ku disekolah tadi”. Yaa itu jawaban singkat yang akhrinya membuyarkan lamunanku.
Malam ini pikiranku gundah, karena perubahan sikap temanku, dan boleh dikatakan kami seperti gula dan semut, dimana ada dia selalu ada aku. Kami telah saling mengenal sejak lama, pada saat itu dia mengikuti sebuah acara seminar kepemimpinan (leader ship) yang diadakan sekolah kami, namanya Hilda seorang cewek aktif, tomboy dan tentunya pintar. pada saat itu Hilda mewakili sekolahnya, aku dan Hilda masih siswa berseragam putih dongker yang baru mengenal organisasi disekolah.
Namun tahun ini kami telah menjadi siswa disebuah sekolah menengah atas di kabupaten kami. Dua tahun kami tidak bertemu namun persahabatan kami tetap berjalan baik walaupun kami baru sekarang bertemu lagi dan ternyata Hilda masih ingat pada diriku.
Disekolah baru Hilda masih memiliki sifat yang dulu aku kenal aktif, pintar dan ternyata sangat peduli lingkungan. Bahkan Hilda aktif diberbagai organisasi disekolah barunya. Aku dan Hilda lebih sering berkomunikasi, dia sering bercerita tentang pemanasan global yng semakin tinggi dan mengajak aku untuk membentuk sebuah komunitas yang peduli alam dan lingkungan.
 Akhirnya kami sepakat untuk mengusulkan usulan tersebut kepada pengurus OSIS disekolah kami. Dua minggu kemudian usulan kami mebuahkan hasil, Pengurus OSIS telah menyampaikan usulan kami dan mendapat tanggapan baik dari sekolah sehingga aku diberi kepercayaan oleh ketua OSIS untuk mengelola kegiatan tersebut.  Aku,Hilda dan beberapa teman yang lain berkomunikasi untuk membahas pengelolaan kegiatan yang telah mendapat persetujuan dari sekolah tersebut.
Dengan kesepakatan bersama teman-teman memberi kepercayaan kepadaku untuk menjabat sebagai ketua dan kami memberikan nama komunitas kami sebagai SPA kreatif (Siswa Peduli Alam kreatif) , dan aku memilih Hilda sebagai sekretaris SPA Kreatif disekolah kami. Sehingga persahabatan kami semakin membaik tanpa ada rasa lebih dari sahabat,dan komunitas SPA Kreatif telah mampu membuat sebuah seminar yang berjalan lancar dengan peserta yang antusias untuk mengikutinya. tetapi tadi pagi disekolah sikap Hilda berubah dratis padahal setahu ku tidak ada masalah dengan persahabatan kami.
Tanpa kusadari aku telah menuangkan uneg-unegku pada sahabat kecilku dan hampir selesai sebuah puisi yang utuh….

`````````````````````````````````````````````````````

Keesokan harinya aku baru mendengar kabar yang tidak begitu menyenangkan sekaligus menjawab semua pertanyaan yang memasuki pikiranku sejak semalam tentang semua perubahan sikap Hilda dri seorang sahabatnya Refina.
Refina bercerita tentang semua perubahan sikap Hilda kepada diriku, sebenarnya Refina tidak mau menceritakannya karena dia telah berjanji pada Hilda untuk tidak menceritakan keoada siapapun terutama aku.
Refina mengatakan bahwa perubahan sikap Hilda kepada karena dia menganggapku lebih dari seorang sahabat seperti angapanku selama ini, tapi dia kecewa dengan sikapku yang sangat cuekk dan banyak dekat dengan teman-teman cewek di komunitas kami. Aku merasa kecewa pada sikap Hilda yang menganggap diriku seperti itu walaupun sebenarnya aku senang bisa bersahabat dengannya tapi dengan sikapnya ini tentu akan memberikan perubahan pada persahabatan kami . sejak saat itu aku tidak pernah lagi bercerita dengan Hilda dan dia pun tidak mau bercerita kepadaku. Tegur sapa hanya terucap jika jalan bertemu arah hingga persahabatan kami tidak sebaik dulu lagi.


,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Sekian cuyy,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar